أَقْسَامُ الْكَلِمَةُ
PEMBAGIAN KATA
Semua
bahasa manusia tersusun dari tiga komponen dasar yaitu:
1. Satuan
bunyi yang disebut "huruf" atau "abjad".
Contoh: م -
س - ج - د
2. Susunan
huruf yang memiliki arti tertentu yang disebut "kata".
Contoh: مَسْجِدٌ =
masjid
3.
Rangkaian kata yang mengandung
pikiran yang lengkap yang disebut "kalimat".
Contoh: أُصَلِّيْ
فِي الْمَسْجِدِ = saya shalat di masjid
Dalam
tata bahasa Arab, "kata" dibagi ke dalam tiga golongan besar:
1. ISIM
(
اِسْم
)
atau "kata benda". Contoh: مَسْجِد = masjid
2. FI'IL
(
فِعْل
)
atau "kata kerja". Contoh: أُصَلِّيْ = saya shalat
3. HARF
(
حَرْف) atau "kata tugas". Contoh: فِيْ
= di, dalam
Penggunaan
istilah Kata Benda, Kata Kerja dan Kata Tugas dalam tata bahasa Indonesia,
tidak sama persis dengan Isim, Fi'il dan Harf dalam tata bahasa Arab. Namun
bisalah dipakai untuk sekadar mendekatkan pengertian.
اِسْم عَلَمُ
ISIM
'ALAM (Kata Benda Nama)
Dalam
golongan Isim, ada yang disebut dengan Isim 'Alam yaitu Isim yang merupakan
nama dari seseorang atau sesuatu.
Di
bawah ini beberapa contoh Isim 'Alam (nama) yang terdapat dalam al-Quran:
مُحَمَّد - آدَم - إِدْرِيْس - نُوْح -
إِبْرَاهِيْم - إِسْمَاعِيْل - إِسْحَاق - يَعْقُوْب - يُوْسُف - مُوْسَى -
سُلَيْمَان - يُوْنُس - عِيْسَى - مَرْيَم - خَدِيْجَة - عَائِشَة - فَاطِمَة -
عُمَر - عُثْمَان - جِبْرِيْل - مِيْكَال - لُقْمَان - زَيْد - فِرْعَوْن -
قَارُوْن - إِبْلِيْس - عِفْرِيْت - مَكَّة – مَدِيْنَة
مُذَكَّر
– مُؤَنَّث
MUDZAKKAR
(Laki-laki) - MUANNATS (Perempuan)
Dalam
tata bahasa Arab, dikenal adanya penggolongan Isim ke dalam Mudzakkar
(laki-laki) atau Muannats (perempuan). Penggolongan ini ada yang memang sesuai
dengan jenis kelaminnya (untuk manusia dan hewan) dan adapula yang merupakan
penggolongan secara bahasa saja (untuk benda dan lain-lain).
Contoh
Isim Mudzakkar
|
Contoh
Isim Muannats
|
||
عِيْسَى
|
= 'Isa
|
مَرْيَم
|
= Maryam
|
اِبْنٌ
|
= putera
|
بِنْتٌ
|
= puteri
|
بَقَرٌ
|
= sapi jantan
|
بَقَرَةٌ
|
= sapi betina
|
بَحْرٌ
|
= laut
|
رِيْحٌ
|
= angin
|
Dari
segi bentuknya, Isim Muannats biasanya ditandai dengan adanya tiga jenis huruf
di belakangnya yaitu:
a)
Ta Marbuthah (ة). Misalnya: فَاطِمَة =Fatimah, مَدْرَسَة =sekolah
b)
Alif Maqshurah (ى). Misalnya: سَلْمَى =Salma, حَلْوَى =manisan
c)
Alif Mamdudah ( اء ). Misalnya: أَسْمَاء =Asma', سَمْرَاء =pirang
Namun
adapula Isim Muannats yang tidak menggunakan tanda-tanda di atas.
Misalnya: رِيْحٌ =
angin,
نَفْسٌ =
jiwa, diri,
شَمْسٌ =
matahari
Bahkan
ada pula beberapa Isim Mudzakkar yang menggunakan Ta Marbuthah.
Contoh: حَمْزَة =
Hamzah,
طَلْحَة =
Thalhah,
مُعَاوِيَة =
Muawiyah
مُفْرَد - مُثَنَّى – جَمْع
MUFRAD
(Tunggal) - MUTSANNA (Dual) – JAMAK
Dari
segi bilangannya, bentuk-bentuk Isim dibagi tiga:
1)
ISIM MUFRAD (tunggal) kata
benda yang hanya satu atau sendiri.
2)
ISIM MUTSANNA (dual) kata benda
yang jumlahnya dua.
3)
ISIM JAMAK (plural) atau kata
benda yang jumlahnya lebih dari dua.
Isim
Mutsanna (Dual) bentuknya selalu beraturan yakni diakhiri dengan huruf Nun
Kasrah ( نِ ), baik untuk Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats. Contoh:
Mufrad
|
Tarjamah
|
Mutsanna
|
Tarjamah
|
رَجُلٌ
|
= seorang laki-laki
|
رَجُلاَنِ
|
= dua orang laki-laki
|
جَنَّةٌ
|
= sebuah kebun
|
جَنَّتَانِ
|
= dua buah kebun
|
مُسْلِمٌ
|
= seorang muslim
|
مُسْلِمَانِ
|
= dua orang muslim
|
مُسْلِمَةٌ
|
= seorang muslimah
|
مُسْلِمَتَانِ
|
= dua orang muslimah
|
Adapun
Isim Jamak, dari segi bentuknya terbagi dua macam:
1.
JAMAK SALIM (
جمْع
سَالِم ) yang
bentuknya beraturan:
Mufrad
|
Tarjamah
|
Jamak
|
Tarjamah
|
اِبْنٌ
|
= seorang putera
|
بَنُوْنَ
|
= putera-putera
|
بِنْتٌ
|
= seorang puteri
|
بَنَاتٌ
|
= puteri-puteri
|
مُسْلِمٌ
|
= seorang muslim
|
مُسْلِمُوْنَ
|
= muslim-muslim
|
مُسْلِمَةٌ
|
= seorang muslimah
|
مُسْلِمَاتٌ
|
= muslimah-muslimah
|
2.
JAMAK TAKSIR (جَمْع تَكْسِيْر
)
yang bentuknya tidak beraturan:
Mufrad
|
Tarjamah
|
Jamak
|
Tarjamah
|
رَسُوْلٌ
|
= seorang rasul
|
رُسُلٌ
|
= rasul-rasul
|
عَالِمٌ
|
= seorang alim
|
عُلَمَاءُ
|
= orang-orang alim
|
رَجُلٌ
|
= seorang laki-laki
|
رِجَالٌ
|
= para laki-laki
|
اِمْرَأَةٌ
|
=seorang wanita
|
نِسَاءٌ
|
=wanita-wanita
|
Ingat,
jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan
menghafal semua kosa kata yang baru anda temukan!
اِسْم إِشَارَة
ISIM
ISYARAH (Kata Tunjuk)
Untuk
lebih memahami penggunaan Mudzakkar dan Muannats, serta Mufrad, Mutsanna dan
Jamak dalam pengelompokan Isim, kita akan mempelajari tentang Isim Isyarah atau
Kata Tunjuk dan Isim Maushul atau Kata Sambung.
Pertama,
Isim Isyarah. Pada dasarnya, ada dua macam Kata Tunjuk:
1) Isim
Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang dekat: هَذَا =ini
Contoh dalam kalimat: هَذَا
كِتَابٌ = ini sebuah buku
2) Isim
Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang jauh: ذَلِكَ =itu
Contoh dalam kalimat: ذَلِكَ كِتَابٌ =
itu sebuah buku
Bila Isim Isyarah itu menunjuk
kepada Isim Muannats maka:
1) هَذَا
menjadi: هَذِهِ =ini.
Contoh مَجَلَّة هَذِهِ =
ini sebuah majalah
2) ذَلِكَ menjadi: تِلْكَ =itu. Contoh: تِلْكَ مَجَلَّةٌ = itu sebuah majalah
Adapun
bila Isim yang ditunjuk itu adalah Mutsanna (Dual), maka:
1)
هَذَا menjadi هَذَانِ. Contoh: هَذَانِ كِتَابَانِ = ini
dua buah buku
2)
هَذِهِ menjadi هَتَانِ. Contoh: هَتَانِ مَجَلَّتَانِ = ini
dua buah majalah
3)
ذَلِكَ menjadi ذَانِكَ. Contoh: ذَانِكَ كِتَابَانِ = itu
dua buah buku
4)
تِلْكَ menjadi تَانِكَ. Contoh: تَانِكَ مَجَلَّتَانِ = itu
dua buah majalah
Sedangkan
bila Isim yang ditunjuk itu adalah Jamak (lebih dari dua), maka baik Mudzakkar
maupun Muannats, semuanya menggunakan:
1) هَؤُلاَءِ =
ini untuk menunjuk yang dekat. Contoh:
هَؤُلاَءِ كُتُبٌ
|
هَؤُلاَءِ مَجَلاَّتٌ
|
ini adalah buku-buku
|
ini adalah majalah-majalah)
|
2)
أُلَئِكَ = itu untuk menunjuk yang jauh. Contoh:
أُلَئِكَ كُتُبٌ
|
أُلَئِكَ مَجَلاَتٌ
|
itu
adalah buku-buku
|
itu adalah majalah-majalah
|
Ingat,
jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan
menghafal semua kosa kata yang baru anda temukan!
اِسْم مَوْصُوْل
ISIM
MAUSHUL (Kata Sambung)
Isim
Maushul (Kata Sambung) adalah Isim yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa
kalimat atau pokok pikiran menjadi satu kalimat. Dalam bahasa Indonesia, Kata
Sambung semacam ini diwakili oleh kata: "yang".
Bentuk
asal/dasar dari Isim Maushul adalah: الَّذِيْ =yang.
Perhatikan
contoh penggunaan Isim Maushul dalam menggabungkan dua kalimat di bawah ini:
Kalimat I
|
جَاءَ اْلأُسْتَاذُ
|
= datang guru itu
|
Kalimat II
|
اْلأُسْتَاذُ يَدْرُسُ الْفِقْهَ
|
= guru itu mengajar Fiqh
|
Kalimat III
|
جَاءَ اْلأُسْتَاذُ الَّذِيْ يَدْرُسُ
الْفِقْهَ
|
= datang guru yang mengajar Fiqh itu
|
Kalimat
III menghubungkan Kalimat I dan II
dengan
Isim Maushul: الَّذِيْ
Bila
Isim Maushul itu dipakai untuk Muannats
maka:
الَّذِيْ
menjadi: الَّتِيْ
جَاءَ اْلأُسْتَاذَةُ الَّتِيْ تَدْرُسُ الْفِقْهَ
|
= datang guru (pr) yang mengajar Fiqh itu
|
Bila
Isim Maushul itu digunakan untuk Mutsanna (Dual) maka:
1)
الَّذِيْ menjadi: الَّذَانِ sedangkan الَّتِيْ menjadi: الَّتَانِ
جَاءَ اْلأُسْتَاذَانِ الَّذَانِ
يَدْرُسَانِ الْفِقْهَ
|
= datang dua orang guru (lk) yang mengajar Fiqh
itu
|
جَاءَ اْلأُسْتَاذَتَانِ الَّتَانِ تَدْرُسَانِ
الْفِقْهَ
|
= datang dua orang guru (pr) yang mengajar Fiqh
itu
|
Bila
Isim Maushul itu dipakai untuk Jamak maka:
1)
الَّذِيْ
menjadi: الَّذِيْنَ sedangkan: الَّتِيْ menjadi: اللاَّتِيْ/اللاَّئِيْ
جَاءَ اْلأَسَاتِذُ الَّذِيْنَ يَدْرُسُوْنَ الْفِقْهَ
|
= datang guru-guru (lk) yang mengajar Fiqh itu
|
جَاءَ اْلأَسَاتِذَةُ اللاَّتِيْ يَدْرُسْنَ
الْفِقْهَ
|
= datang guru-guru (pr) yang mengajar Fiqh itu
|
نَكِرَة – مَعْرِفَة
NAKIRAH
(Umum) - MA'RIFAH (Khusus)
Menurut
penunjukannya, Isim dapat dibagi dua:
1. ISIM
NAKIRAH atau kata benda bentuk umum atau tak dikenal (tak tentu).
2. ISIM
MA'RIFAH atau kata benda bentuk khusus atau dikenal (tertentu).
Isim
Nakirah merupakan bentuk asal dari setiap Isim, biasanya ditandai dengan huruf
akhirnya yang bertanwin ( ً ٍ ٌ ). Sedangkan Isim Ma'rifah biasanya ditandai dengan huruf
Alif-Lam ( ال ) di awalnya.
Contoh
Isim Nakirah: بَيْتٌ =
sebuah rumah, وَلَدٌ =
seorang anak
Contoh
Isim Ma'rifah: اَلْبَيْتُ
=
rumah itu, اَلْوَلَدُ
=
anak itu
Coba
bandingkan dan perhatikan perbedaan makna dan fungsi antara Isim Nakirah dan
Isim Ma'rifah dalam dua buah kalimat di bawah ini:
ذَلِكَ بَيْتٌ. اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ.
|
= Itu sebuah rumah. Rumah itu baru.
|
جَاءَ وَلَدٌ. اَلْوَلَدُ مُؤَدِّبٌ.
|
= Datang seorang anak. Anak itu sopan.
|
Berkaitan
dengan Nakirah dan Ma'rifah, khususnya penggunaan awalan Alif-Lam dan baris
Tanwin di akhir kata, ada beberapa pola kalimat (rangkaian kata) yang perlu
kita ketahui perbedaannya dengan baik.
1.
SHIFAT (صِفَة
)
dan MAUSHUF (
مَوْصُوْف
)
Bila
rangkaian dua buah Isim atau lebih, semuanya dalam keadaan Nakirah (tanwin)
atau Ma'rifah (alif-lam) maka kata yang di depan dinamakan Maushuf (yang
disifati) sedang kata yang di belakangnya dinamakan Shifat. Contoh:
بَلَدٌ أَمِيْنٌ
|
=
(sebuah) negeri yang aman
|
صِرَاطٌ مُسْتَقِيْمٌ
|
=
(sebuah) jalan yang lurus
|
اَلْبَلَدُ اْلأَمِيْنُ
|
=
negeri yang aman
|
الصِّرَاطُ الْمُسْتَقِيْمُ
|
=
jalan yang lurus
|
2.
MUDHAF ( مُضَاف ) dan MUDHAF ILAIH ( مُضَاف إِلَيْه )
Bila
dua buah Isim atau lebih digabung menjadi satu kesatuan yang utuh dengan
pengertian yang baru (Kata Majemuk) maka kata yang di depan (tanpa Alif-Lam)
dinamakan Mudhaf Ilaih sedang kata yang di belakang (dengan Alif-Lam) dinamakan
Mudhaf. Kata Majemuk termasuk dalam kelompok Isim Ma'rifah.
رَسُوْلُ اللهِ
|
=
Rasul Allah
|
أَهْلُ الْكِتَابِ
|
=
Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani)
|
سَيَّارَةُ اْلأُسْتَاذِ
|
=
mobil Ustadz
|
مِفْتَاحُ السَّيَّارَةِ
|
=
kunci mobil
|
3.
MUBTADA' (
مُبْتَدَأ
)
dan KHABAR (
خَبَر
)
Bila
dua buah Isim atau lebih terangkai dalam satu kalimat yang sempurna, maka Isim
yang pertama umumnya adalah Ma'rifah dinamakan Mubtada' (Subjek), sedang Isim
yang berikutnya adalah Nakirah dinamakan Khabar (Predikat).
الرَّسُوْلُ كَرِيْمٌ
|
=
Rasul itu mulia
|
السَّيَّارَةُ جَدِيْدٌ
|
=
Mobil itu baru
|
رَسُوْلُ اللهِ كَرِيْمٌ
|
=
Rasul Allah itu mulia
|
سَيَّارَةُ اْلأُسْتَاذِ
جَدِيْدٌ
|
=
Mobil Ustadz itu baru
|
Kalimat
sempurna yang terdiri dari Isim yang tersusun dari Mubtada' dan Khabar seperti
ini dinamakan JUMLAH ISMIYYAH ( جُمْلَة اِسْمِيَّة ) atau Kalimat Nominal (kalimat sempurna yang hanya terdiri dari
Isim atau Kata Benda).
Perhatikan
perbedaan antara kalimat-kalimat di bawah ini:
Jumlah
Ismiyyah
|
Bukan
Jumlah Ismiyyah
|
رَسُوْلُ اللهِ كَرِيْمٌ
|
رَسُوْلُ اللهِ
الْكَرِيْمِ
|
Rasul
Allah itu mulia
|
Rasul
Allah Yang Mulia
|
سَيَّارَةُ اْلأُسْتَاذِ
جَدِيْدٌ
|
سَيَّارَةُ أُسْتَاذِ
الْجَدِيْدِ
|
Mobil
Ustadz itu baru
|
Mobil
Ustadz yang baru itu
|
Kalimat
sebelah kiri adalah Jumlah Ismiyyah yang Mubtada' nya adalah Kata Majemuk
("Rasul Allah" dan "Mobil Ustadz"; sedang kalimat sebelah
kanan bukanlah kalimat sempurna melainkan rangkaian kata yang merupakan
kombinasi antara Mudhaf dan Mudhaf Ilaih dengan Shifat dan Maushuf.
Pada
kalimat pertama sebelah kiri, yang mendapat Isim "mulia" adalah
"Rasul", sedang pada kalimat sebelah kanan, yang mendapat Isim
"mulia" adalah "Allah". Pada kalimat kedua sebelah kiri,
yang mendapat Isim "baru" adalah "mobil", sedang pada
kalimat sebelah kanan, yang mendapat Isim "baru" adalah
"Ustadz".
Sebanyak
apapun Isim yang terdapat dalam sebuah kalimat, tetap saja tidak bisa
menghasilkan sebuah kalimat nominal sempurna (Jumlah Ismiyyah) bila tidak
mengandung Mubtada' dan Khabar. Bandingkan dua buah kalimat berikut ini:
1) Kalimat
di bawah ini bukan Jumlah Ismiyyah:
مِفْتَاحُ بَابِ سَيَّارَةِ أُسْتَاذِ
الْجَدِيْدِ
|
=
Kunci pintu mobil guru baru.
|
2) Kalimat
di bawah ini adalah Jumlah Ismiyyah
(Kalimat
Nominal Sempurna):
مِفْتَاحُ بَابِ سَيَّارَةِ اْلأُسْتَاذِ
جَدِيْدٌ
|
=
Kunci pintu mobil guru itu baru.
|
Kalimat
pertama, tidak memiliki Khabar. Kata جَدِيْد =baru pada kalimat pertama adalah sifat dari أُسْتَاذ = guru. Adapun pada kalimat kedua, kata جَدِيْد adalah
Khabar dari مِفْتَاحُ بَابِ سَيَّارَةِ اْلأُسْتَاذ =kunci pintu mobil guru) yang
merupakan Mubtada'.
Selain
Isim yang berawalan Alif-Lam, yang juga termasuk Isim Ma'rifah adalah:
1. ISIM
'ALAM (Nama). Semua Isim 'Alam termasuk Isim Ma'rifah, meskipun diantara Isim
'Alam tersebut ada yang huruf akhirnya bertanwin.
Contoh:
أَحْمَدُ =
Ahmad, عَلِيٌّ = Ali, مَكَّةُ = Makkah
2. ISIM
DHAMIR (Kata Ganti). Yaitu kata yang mewakili atau menggantikan penyebutan
sesuatu atau seseorang atau sekelompok benda/orang.
Contoh:
أَنَا =
aku, saya, نَحْنُ
=
kami, kita, هُوَ
=
ia, dia
ضَمِيْر
DHAMIR
(Kata Ganti)
Dhamir
atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau
mewakili penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang.
Contoh:
أَحْمَدُ يَرْحَمُ
اْلأَوْلاَدَ
Ahmad
menyayangi anak-anak
هُوَ يَرْحَمُهُمْ
Dia
menyayangi mereka
Pada
contoh di atas, kata أَحْمَدُ diganti
dengan هُوَ =dia,
sedangkan الأَوْلاَد =anak-anak
diganti dengan هُمْ =mereka.
Kata هُوَ dan هُمْ dinamakan
Dhamir atau Kata Ganti.
Menurut
fungsinya, ada dua golongan Dhamir yaitu:
1)
DHAMIR RAFA' ( ضَمِيْر رَفْع ) yang berfungsi sebagai Subjek.
2)
DHAMIR NASHAB ( ضَمِيْر نَصْب ) yang berfungsi sebagai Objek.
Dhamir
Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak
dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat.
Dalam
kalimat:
هُوَ يَرْحَمُهُمْ
Dia
menyayangi mereka:
-
Kata هُوَ =dia
adalah Dhamir Rafa', sedangkan:
-
Kata هُمْ =mereka
adalah Dhamir Nashab.
ضَمِيْر
رَفْع
DHAMIR
RAFA' (Kata Ganti Subjek)
Semua
Dhamir dapat dikelompokkan menjadi tiga macam:
1.
MUTAKALLIM ( مُتَكَلِّم
) atau pembicara (orang
pertama).
a.
Mufrad: أَنَا
= aku, saya untuk Mudzakkar maupun
Muannats.
b.
Mutsanna/Jamak: نَحْنُ
= kami, kita untuk Mudzakkar maupun
Muannats.
2.
MUKHATHAB مُخَاطَب
= atau lawan bicara (orang kedua). Terdiri
dari:
a. Mufrad:
أَنْتَ
= engkau untuk Mudzakkar dan أَنْتِ untuk Muannats.
b. Mutsanna:
أَنْتُمَا =
kamu berdua untuk Mudzakkar maupun
Muannats.
c. Jamak:
أَنْتُمْ
= kalian untuk Mudzakkar dan أَنْتُنَّ
untuk Muannats.
3.
GHAIB (غَائِب ) atau tidak berada di tempat (orang ketiga). Terdiri dari:
a. Mufrad:
هُوَ
= dia) untuk Mudzakkar dan هِيَ
untuk Muannats.
b. Mutsanna:
هُمَا
= mereka berdua untuk Mudzakkar maupun
Muannats.
c. Jamak:
هُمْ
= mereka) untuk Mudzakkar dan هُنَّ untuk Muannats.
ضَمِيْر نَصْب
DHAMIR
NASHAB (Kata Ganti Objek)
Dhamir
Nashab adalah turunan (bentuk lain) dari Dhamir Rafa' yaitu:
Dhamir
Rafa'
|
Dhamir
Nashab
|
Dhamir
Rafa'
|
Dhamir
Nashab
|
|
أَنَا
|
ي
|
أَنْتُنَّ
|
كُنَّ
|
|
نَحْنُ
|
نَا
|
هُوَ
|
هُ
|
|
أَنْتَ
|
كَ
|
هِيَ
|
هَا
|
|
أَنْتِ
|
كِ
|
هُمَا
|
هُمَا
|
|
أَنْتُمَا
|
كُمَا
|
هُمْ
|
هُمْ
|
|
أَنْتُمْ
|
كُمْ
|
هُنَّ
|
هُنَّ
|
Dhamir
Nashab berfungsi sebagai objek dan tidak dapat berdiri sendiri; ia terikat
dengan kata lain dalam suatu kalimat, baik itu dengan Isim, Fi'il ataupun
Harf.
1)
Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Isim dalam kalimat:
2)
Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Fi'il dalam kalimat:
3)
Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Harf dalam kalimat:
Hafalkanlah
semua Dhamir Nashab di atas beserta artinya masing-masing sebelum melangkah
ke pelajaran selanjutnya!
فِعْل مَاضِي - فِعْل مُضَارِع
FI'IL
MADHY (Kata Kerja Lampau)
FI'IL
MUDHARI' (Kata Kerja Kini/Nanti)
Fi'il
dibagi atas dua golongan besar menurut waktu terjadinya:
1.
FI'IL MADHY ( فِعْل مَاضِي ) atau Kata Kerja Lampau.
2.
FI'IL MUDHARI' ( فِعْل مُضَارِع ) atau Kata Kerja Kini/Nanti.
Baik
Fi'il Madhy maupun Fi'il Mudhari', senantiasa mengalami perubahan bentuk
sesuai dengan jenis Dhamir dari Fa'il ( فَاعِل ) atau Pelaku dari pekerjaan itu. Untuk Fi'il Madhy,
perubahan bentuk tersebut terjadi di akhir kata, sedangkan untuk Fi'il
Mudhari', perubahan bentuknya terjadi di awal kata dan di akhir kata.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Perlu
diketahui, bahwa dalam sebuah Jumlah Fi'liyyah( فِعْلِيَّة جُمْلَة ) atau Kalimat Verbal (kalimat sempurna yang
mengandung Kata Kerja), letak Fa'il (Pelaku) bisa di depan dan bisa pula di belakang
Fi'il (Kata Kerja).
1)
Untuk Dhamir Ghaib atau "orang ketiga" ( هُنَّ - هُمْ - هُمَا - هِيَ - هُوَ ).
a.
Bila Fa'il mendahului Fi'il maka perubahan bentuk dari Fi'il tersebut harus
mengikuti ketentuan Mudzakkar/Muannats dan Mufrad/Mutsanna/Jamak.
Contoh
Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Madhy yang terletak setelah Fa'il:
Contoh
Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Mudhari' yang terletak setelah Fa'il:
b.
Sedangkan bila Fi'il mendahului Fa'il, maka bentuk Fi'il tersebut selalu
Mufrad, (meskipun Fa'il-nya Mutsanna atau Jamak). Tetapi untuk bentuk
Mudzakkar dan Muannats tetap dibedakan dengan adanya huruf Ta Ta'nits ( ت
تَأْنِيْث ) atau
"Ta Penanda Muannats" pada Fi'il yang Fa'il-nya adalah Muannats.
Contoh
Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Madhy yang terletak sebelum Fa'il:
Contoh
Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Mudhari' yang terletak sebelum Fa'il:
2)
Untuk Fa'il lainnya (
أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ - أَنْتُمَا - أَنْتَ - أَنْتِ - نَحْنُ - أَنَا )
tetap
mengikuti pola perubahan bentuk Fi'il sebagaimana mestinya.
Carilah
sebanyak-banyaknya contoh-contoh Fi'il Madhy dan Fi'il Mudhari' dalam
ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits!
|
فِعْل اْلأمْر
FI'IL
AMAR (Kata Kerja Perintah)
Fi'il
Amar atau Kata Kerja Perintah adalah fi'il yang berisi pekerjaan yang
dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintah agar
dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.
Perlu
diingat bahwa yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah)
adalah Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau "orang kedua" yaitu: أَنْتُنَّ
- أَنْتُمْ - أَنْتُمَا
- أَنْتِ - أَنْتَ sebagai orang yang akan melakukan pekerjaan yang
diperintahkan itu.
Fa'il
|
Fi'il
Amar
|
Tarjamah
|
أَنْتَ
|
اِفْعَلْ
|
(engkau
-lk) kerjakanlah!
|
أَنْتِ
|
اِفْعَلِيْ
|
(engkau
-pr) kerjakanlah!
|
أَنْتُمَا
|
اِفْعَلاَ
|
(kamu
berdua) kerjakanlah!
|
أَنْتُمْ
|
اِفْعَلُوْا
|
(kalian
-lk) kerjakanlah!
|
أَنْتُنَّ
|
اِفْعَلْنَ
|
(kalian
-pr) kerjakanlah!
|
Contoh
dalam kalimat: dari fi'il عَمِلَ =
beramal, bekerja menjadi Fi'il Amar:
اِعْمَلْ لآِخِرَتِكَ
|
bekerjalah
untuk akhiratmu (lk)
|
اِعْمَلِيْ لآِخِرَتِكِ
|
bekerjalah
untuk akhiratmu (pr)
|
اِعْمَلاَ لآِخِرَتِكُمَا
|
bekerjalah
untuk akhirat kamu berdua
|
اِعْمَلُوْا
لآِخِرَتِكُمْ
|
bekerjalah
untuk akhirat kalian (lk)
|
اِعْمَلْنَ
لآِخِرَتِكُنَّ
|
bekerjalah
untuk akhirat kalian (pr)
|
Dari
fi'il أَقَامَ =mendirikan menjadi
Fi'il Amar:
أَقِمْ صَلاَتَكَ
|
dirikanlah
shalatmu (lk)
|
أَقِمِيْ صَلاَتَكِ
|
dirikanlah
shalatmu (pr)
|
أَقِمَا صَلاَتَكُمَا
|
dirikanlah
shalat kamu berdua
|
أَقِيْمُوْا صَلاَتَكُمْ
|
dirikanlah
shalat kalian (lk)
|
أَقِمْنَ صَلاَتَكُنَّ
|
dirikanlah
shalat kalian (pr)
|
Dari
fi'il كَبَّرَ =membesarkan)
menjadi Fi'il Amar:
كَبِّرْ رَبَّكَ
|
besarkanlah
(agungkanlah) Tuhan kamu (lk)
|
كَبِّرِيْ رَبَّكِ
|
besarkanlah
(agungkanlah) Tuhan kamu (pr)
|
كَبِّرَا رَبَّكُمَا
|
besarkanlah
(agungkanlah) Tuhan kamu berdua
|
كَبِّرُوْا رَبَّكُمْ
|
besarkanlah
(agungkanlah) Tuhan kalian (lk)
|
كَبِّرْنَ رَبَّكُنَّ
|
besarkanlah
(agungkanlah) Tuhan kalian (pr)
|
Sebagai
catatan, bila huruf akhir yang sukun dari sebuah Fi'il bertemu dengan awalan
Alif-Lam dari sebuah Isim Ma'rifah, maka baris sukun dari huruf akhir fi'il
tersebut berubah menjadi baris kasrah. Contoh:
الصَّلاَةَ
|
+
|
أَقِمْ
|
=
|
أَقِمِ الصَّلاَةَ
|
shalat
|
dirikanlah
|
dirikanlah
shalat
|
Carilah
contoh-contoh Fi'il Amar dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits!
فِعْل النَّهْي
FI'IL
NAHY (Kata Kerja Larangan)
Fi'il
Nahy atau "kata kerja larangan" adalah bentuk negatif dari Fi'il
Amar. Untuk membentuk Fi'il Nahy, kita tinggal menambahkan harf لاَ (=jangan) dan memasukkan huruf تَ di
awal Fi'il Amar. Perhatikan polanya di bawah ini:
Contoh
dalam kalimat:
Dari
fi'il خَافَ (= takut) dan fi'il حَزِنَ (= sedih) menjadi Fi'il Nahy:
Carilah
contoh-contoh Fi'il Nahy dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits!
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
فِعْل مَعْلُوْم - فِعْل مَجْهُوْل
FI'IL
MA'LUM (Kata Kerja Aktif) - FI'IL MAJHUL (Kata Kerja Pasif)
Dalam
tata bahasa Indonesia, dikenal istilah Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif.
Perhatikan contoh berikut ini:
Abubakar
membuka pintu. --> kata "membuka" disebut Kata Kerja Aktif.
Pintu
dibuka oleh Abubakar. --> kata "dibuka" disebut Kata Kerja
Pasif.
Dalam
tata bahasa Arab, dikenal pula istilah Fi'il Ma'lum dan Fi'il Majhul yang
fungsinya mirip dengan Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif.
Perhatikan
contoh kalimat di bawah ini:
Fi'il
ضَرَبَ
=memukul adalah Fi'il Ma'lum (Kata Kerja
Aktif). Fa'il atau Pelakunya adalah Umar bersifat aktif (melakukan pekerjaan
yakni memukul).
Fi'il
ضُرِبَ =dipukul adalah Fi'il Majhul (Kata Kerja Pasif).
Dalam Fi'il Majhul, dikenal istilah Naib al-Fa'il (الْفَاعِل نَائِبُ) atau Pengganti Fa'il. Dalam contoh di atas, Umar adalah Naib
al-Fa'il (pengganti Pelaku).
Fi'il
Majhul dibentuk dari Fi'il Ma'lum dengan perubahan sebagai berikut:
a)
Huruf pertamanya menjadi berbaris Dhammah
b)
Huruf sebelum huruf terakhirnya menjadi berbaris Kasrah
untuk
Fi'il Madhy dan menjadi berbaris Fathah untuk Fi'il Mudhari'.
Contoh-contoh
dalam kalimat:
Fi'il
أَمَرَ (=memerintah)
menjadi Fi'il Madhy Majhul:
Fi'il
عَرَفَ (=mengenal) menjadi Fi'il Mudhari' Majhul:
|
حَرْف
HARF
(Kata Tugas)
Harf
adalah semua jenis kata selain Isim dan Fi'il, yang tidak bisa berdiri sendiri
dan tidak memiliki arti yang jelas tanpa kata-kata lain dalam kalimat.
Contoh
Harf: وَ =dan, مِنْ =dari, عَنْ =dari, إِلَى =ke, kepada, فِيْ =di, dalam, حَتَّى =hingga, لاَ =tidak,
tidak ada, إِنْ =jika,
dan lain-lain.
Sekilas
catatan penting tentang penggunaan beberapa macam Harf:
1.
Beberapa Harf, seperti بِـ =dengan di dalam kalimat
kadang mempunyai arti, dan kadang hanya sebagai tambahan yang tidak mempunyai
arti. Contoh:
أَعُوْذُ بِاللهِ
|
=
aku berlindung kepada Allah
|
كَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا
|
=
cukuplah Allah (sebagai) saksi
|
2.
Harf وَ mempunyai dua fungsi:
a)
ATHAF (عَطْف) atau Kata Sambung (=dan). Contoh:
ذَهَبَ أَحْمَدُ وَعَلِيٌّ
|
=
Ahmad dan Ali telah pergi
|
b)
QASM (قَسْم}atau Kata Sumpah (=demi). Contoh:
وَالْعَصْرِ
|
=
demi waktu (Ashar)
|
Perlu
dicamkan, bahwa di dalam al-Quran, Allah subhanahu wata'ala sering
bersumpah dengan nama makhluq-Nya agar manusia mengambil pelajaran dari apa
yang dijadikan sumpah tersebut. Adapun manusia, hanya boleh bersumpah dengan
nama dan sifat Allah, tidak boleh bersumpah dengan nama makhluq.
3.
Harf Lam لـ juga mempunyai beberapa fungsi:
a)
MILIK (مِلْك) atau
kepunyaan.Contoh:
لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ
|
kepunyaan
Allah (seluruh) kerajaan langit dan bumi
|
b)
TA'LIL (تَعْلِيْل) atau peruntukan (=untuk). Contoh:
أَذْهَبُ إِلَى الْمَدْرَسَةِ
لِلتَّعْلِيْمِ
|
saya
pergi ke sekolah untuk belajar
|
c)
AMAR (أَمْر)
atau perintah =agar, supaya, hendaklah Contoh:
لِيُنْفِقْ كُلُّ مُسْلِمٍ
|
hendaklah
setiap muslim berinfak
|
d)
TAUKID (تَوْكِيْد) atau penegasan (=sungguh, pasti). Contoh:
لَأَقُوْلُ قَوْلَ الْحَقِّ
|
sungguh
aku akan berkata perkataan yang benar
|
4.
Harf إِنْ
mempunyai
dua macam arti:
a)
Berarti "jika". Contoh:
إِنْ تَنْصُرُوا اللهَ
يَنْصُرْكُمْ
|
jika
kalian menolong (agama) Allah, Dia akan menolong kalian.
|
b)
Berarti "tidak", bila sesudahnya terdapat kata إِلاَّ (=kecuali). Contoh:
إِنْ أَنْتُمْ إِلاَّ تَكْذِبُوْنَ
|
=
tidak lain kalian hanyalah berdusta
|
5.Harf لاَ juga ada dua macam:
a.
NAFY (نَفْي)
atau penidakan (=tidak, bukan, tidak ada). Contoh:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
|
tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah
|
b.
NAHY (نَهْي) atau pelarangan (=jangan). Contoh:
لاَ تَعْبُدُوْا إِلاَّ
اللهَ
|
jangan
kalian menyembah kecuali (kepada) Allah
|
Demikianlah
sekelumit contoh penggunaan Harf dan macam-macam artinya.
أَدَوَاتُ الاِسْتِفْهَام
ADAWAT
AL-ISTIFHAM (Kata Tanya)
Di
bawah ini dicantumkan sejumlah Kata Tanya dengan contohnya masing-masing
dalam kalimat beserta contoh jawabannya:
Buatlah
sendiri kalimat-kalimat tanya dari setiap kata-kata tanya di atas!
|
اِسْم جَامِد
ISIM
JAMID
Menurut
asal kata dan pembentukannya, Isim terbagi dua:
1.
ISIM JAMID ( اِسْم
جَامِد ) yaitu Isim yang
tidak terbentuk dari kata lain.
2.
ISIM MUSYTAQ ( اِسْم
مُشْتَق ) yaitu Isim yang
dibentuk dari kata lain.
Isim
Jamid terbagi dua:
a.
ISIM DZAT ( اِسْم
ذَات ) atau ISIM JINS
( اِسْم جِنْس )
Contoh:
رَجُلٌ (=orang), أَسَدٌ
(=singa), نَهْرٌ
(=sungai)
b.
ISIM MA'NA ( اِسْم
مَعْنَى ) atau MASHDAR ( مَصْدَر
)
Contoh:
عِلْمٌ =ilmu), عَدْلٌ =keadilan), شَجَاعَةٌ
=keberanian)
Mashdar
adalah Isim yang menunjukkan peristiwa atau kejadian yang tidak disertai dengan
penunjukan waktu. Berbeda dengan Fi'il yang terikat dengan waktu, apakah di
waktu lampau, sekarang atau akan datang. Contoh:
أُرِيْدُ أَنْ
أُصَلِّيْ
aku
ingin shalat -->
أُصَلِّي =
aku shalat : Fi'il
أُرِيْدُ صَلاَةً
aku
ingin shalat -->
صَلاَةً =
shalat : Mashdar
Setiap
Fi'il memiliki Mashdar. Dengan kata lain, Mashdar adalah bentuk Isim dari
sebuah Fi'il. Pola pembentukan Mashdar sangat beragam, diantaranya:
a. فَعْلٌ
misalnya:
نَصَرَ - يَنْصُرُ --->
نَصْرٌ
menolong
b. فِعْلٌ
misalnya: ذَكَرَ
- يَذْكُرُ --->
ذِكْرٌ
=mengingat, menyebut
c. فُعَالٌ
misalnya: بَكَى - يَبْكِيَ --->
بُكَاءٌ
=menangis
d. فِعَالٌ
misalnya: قَامَ
- يَقُوْمُ --->
قِيَامٌ
=berdiri
e. فُعُوْلٌ
misalnya: سَجَدَ - يَسْجُدُ --->
سُجُوْدٌ
=bersujud
f. إِفْعَالٌ
misalnya: أَطْعَمَ
- يُطْعِمُ --->
إِطْعَامٌ
=memberi makan
g. فِعَالَةٌ
misalnya: زَرَعَ - يَزْرَعُ --->
زِرَاعَةٌ
=berdagang
h.تَعْفِيْلٌ misalnya: عَلَّمَ
- يُعَلِّمُ ---> تَعْلِيْمٌ
=mengajar,
memberitahu
i. تَفْعِلَةٌ
misalnya: ذَكَّرَ - يُذَكِّرُ --->
تَذْكِرَةٌ
=mengingatkan
Pahamilah
baik-baik nama-nama dan bentuk-bentuk Isim yang terdapat dalam pelajaran ini
sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya.
اِسْم مُشْتَق
ISIM
MUSYTAQ
Isim
Musytaq ialah Isim yang dibentuk dari kata lain dan memiliki makna yang
berbeda dari kata pembentuknya. Isim Musytaq itu ada tujuh macam:
1.
ISIM FA'IL (اِسْم فَاعِل ) atau Isim Pelaku (yang melakukan pekerjaan).
Isim
Fa'il ada dua wazan (pola pembentukan) yaitu:
a.
فَاعِلٌ bila berasal dari Fi'il Tsulatsi
(Fi'il yang terdiri dari tiga huruf)
b.
مُفْعِلٌ bila berasal dari Fi'il yang lebih
dari tiga huruf
Disamping
itu dikenal pula istilah bentuk MUBALAGHAH ( مُبَالَغَة ) dari Isim Fa'il yang berfungsi untuk menguatkan
atau menyangatkan artinya. Contoh:
2.
ISIM MAF'UL (
اِسْم
مَفْعُوْل )
yaitu Isim yang dikenai pekerjaan.
3.
SIFAT MUSYABBAHAH ( صِفَة مُشَبَّهَة ) ialah Isim yang menyerupai Isim Fa'il tetapi
lebih condong pada arti sifatnya yang tetap. Misalnya:
4.
ISIM TAFDHIL ( اِسْم تَفْضِيْل ) ialah Isim yang menunjukkan arti
"lebih". Wazan (pola) umum Isim Tafdhil adalah: أَفْعَلُ . Contoh:
Disamping
itu, terdapat pula bentuk yang sedikit agak berbeda, seperti:
5.
ISIM ZAMAN (زَمَان اِسْم) yaitu Isim yang menunjukkan waktu dan ISIM
MAKAN (مَكَان اِسْم) yaitu Isim yang menunjukkan tempat.
6.
ISIM ALAT (
اِسْم
آلَة )
yaitu Isim yang menunjukkan alat yang digunakan untuk melakukan suatu Fi'il
atau pekerjaan.
Pahamilah
baik-baik semua jenis-jenis Isim yang terdapat dalam pelajaran ini serta
contoh-contohnya sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
فِعْل مُجَرَّد
FI'IL
MUJARRAD
Menurut
asal kata dan pembentukannya, Fi'il terbagi dua:
1.
FI'IL MUJARRAD ( فِعْل مُجَرَّد ) yaitu fi'il yang semua hurufnya asli.
2.
FI'IL MAZID ( فِعْل مَزِيْد ) yaitu fi'il yang mendapat huruf tambahan.
Fi'il
Mujarrad pada umumnya terdiri dari tiga huruf sehingga dinamakan pula FI'IL
MUJARRAD TSULATSI ( فِعْل مُجَرَّد ثُلاَثِي ) dan mempunyai enam wazan ( وَزْن ) atau timbangan (pola huruf dan harakat) yakni:
1. فَعَلَ
- يَفْعُلُ misalnya: نَصَرَ
- يَنْصُرُ =menolong)
2. فَعَلَ
- يَفْعِلُ misalnya: جَلَسَ
- يَجْلِسُ =duduk)
3. فَعَلَ
- يَفْعَلُ misalnya: فَتَحَ
- يَفْتَحُ =membuka)
4. فَعِلَ
- يَفْعَلُ misalnya: عَلِمَ
- يَعْلَمُ =mengetahui)
5. فَعُلَ
- يَفْعُلُ misalnya: كَثُرَ
- يَكْثُرُ =menjadi banyak)
6. فَعِلَ
- يَفْعِلُ misalnya: حَسِبَ
- يَحْسِبُ =menghitung)
Disamping
Fi'il Mujarrad Tsulatsi yang terdiri dari tiga huruf, terdapat pula Fi'il
Mujarrad Ruba'i ( فِعْل مُجَرَّد رُبَاعِي ) yang terdiri dari empat huruf. Fi'il Mujarrad
Ruba'i ini hanya mempunyai satu wazan yaitu: فَعْلَلَ- يُفَعْلِلُ
. - Contoh:
تَرْجَمَ- يُتَرْجِمُ -
= menerjemahkan,
وَسْوَسَ- يُوَسْوِسُ -
=membisikkan
waswas),
يُزَلْزِلُ -زَلْزَلَ =menggoncang-goncangkan).
Carilah
sebanyak-banyaknya contoh-contoh Fi'il Mujarrad Tsulatsi dari al-Quran dan
al-Hadits untuk setiap wazan di atas, beserta artinya masing-masing.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
إِعْرَاب اْلاِسْم
I'RAB
ISIM
I'rab
ialah perubahan baris/bentuk yang terjadi di belakang sebuah kata sesuai
dengan kedudukan kata tersebut dalam susunan kalimat. Pada dasarnya, Isim
bisa mengalami tiga macam I'rab yaitu:
1.
I'RAB RAFA' ( رَفْع ) atau Subjek; alamat (tanda) aslinya: Dhammah ( ُ )
2.
I'RAB NASHAB ( نَصْب )
atau Objek; alamat (tanda) aslinya: Fathah ( َ )
3.
I'RAB JARR ( جَرّ )
atau Keterangan; alamat (tanda) aslinya: Kasrah ( ِ
)
Perhatikan
contoh dalam kalimat di bawah ini:
Isim
الطُّلاَّب (=siswa-siswa) pada contoh di atas mengalami tiga macam
I'rab:
1)
I'rab Rafa' (Subjek) dengan
tanda Dhammah di huruf akhirnya ( الطُّلاَّبُ )
2)
I'rab Nashab (Objek) dengan
tanda Fathah di huruf akhirnya ( الطُّلاَّبَ )
3)
I'rab Jarr (Keterangan)
dengan tanda Kasrah di huruf akhirnya ( الطُّلاَّبِ )
Alamat
I'rab seperti ini dinamakan Alamat Ashliyyah (عَلاَمَات اْلأَصْلِيَّة) atau tanda-tanda asli (pokok).
Perlu
diketahui bahwa tidak semua Isim bisa mengalami I'rab atau perubahan
baris/bentuk di akhir kata. Dalam hal ini, Isim terbagi dua:
1)
ISIM MU'RAB ( اِسْم مُعْرَب ) yaitu Isim yang bisa mengalami I'rab. Kebanyakan Isim adalah
Isim Mu'rab artinya bisa berubah bentuk/baris akhirnya, tergantung
kedudukannya dalam kalimat.
2)
ISIM MABNI ( اِسْم مَبْنِي ) yaitu Isim yang tidak terkena kaidah-kaidah I'rab. Diantara
jenis Isim Mabni adalah: Isim Dhamir (Kata Ganti), Isim Isyarat (Kata
Tunjuk), Isim Maushul (Kata Sambung), Isim Istifham (Kata Tanya).
Perhatikan
contoh Isim Mabni dalam kalimat-kalimat di bawah ini:
Dalam
contoh-contoh di atas terlihat bahwa Isim Isyarah هَؤُلاَءِ (=ini) tidak mengalami I'rab atau perubahan baris\bentuk di
akhir kata, meskipun kedudukannya dalam kalimat berubah-ubah, baik sebagai
Subjek, Objek maupun Keterangan. Isim Isyarah termasuk diantara kelompok Isim
Mabni.
Bila
anda telah memahami baik-baik tentang pengertian I'rab dan tanda-tanda
aslinya, marilah kita melanjutkan pelajaran tentang Isim Mu'rab.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
اِسْم
مَرْفُوْع
ISIM
MARFU'
Isim
yang mengalami I'rab Rafa' dinamakan Isim Marfu' yang terdiri dari:
1)
Mubtada' (Subjek) dan Khabar (Predikat) pada Jumlah Ismiyyah (Kalimat
Nominal). Perhatikan contoh-contoh Jumlah Ismiyyah di bawah ini:
Dalam
contoh di atas terlihat bahwa semua Isim yang terdapat dalam Jumlah Ismiyyah
adalah Marfu' (mengalami I'rab Rafa'), tandanya adalah Dhammah.
2)
Fa'il (Subjek Pelaku) atau Naib al-Fa'il (Pengganti Subjek Pelaku) pada Jumlah
Fi'liyyah (Kalimat Verbal). Contoh:
مُحَمَّدٌ (=Muhammad) --> Fa'il --> Marfu' dengan tanda
Dhammah
عُمَرُ (=Umar) --> Fa'il --> Marfu' dengan tanda Dhammah الْكَافِرُ (=orang kafir) --> Naib al-Fa'il --> Marfu' dengan tanda Dhammah. الشَّيْطَانُ (=syaitan) --> Naib al-Fa'il --> Marfu' dengan tanda Dhammah.
Pahamilah
baik-baik semua kaidah-kaidah yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum
melangkah ke pelajaran selanjutnya.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
اِسْم
مَجْرُوْر
ISIM MAJRUR
Isim
yang terkena I'rab Jarr disebut Isim Majrur yang terdiri dari:
1)
Isim yang diawali dengan Harf Jarr. Yang termasuk Harf Jarr adalah: بِ (=dengan),
لِ
(=untuk), فِيْ (=di, dalam), عَلَى (=atas), إِلَى (=ke), مِنْ (=dari), كَـ (=bagai), حَتَّى (=hingga), وَ / تَـ untuk sumpah (=demi ...).
Perhatikan
contoh-contoh berikut:
الله / الْمَسْجِد/ الْعَصْر pada kalimat-kalimat di atas adalah Isim Majrur karena
didahului/dimasuki oleh Harf Jarr. Tanda Majrurnya adalah Kasrah.
2)
Isim yang berkedudukan sebagai Mudhaf Ilaih. Contoh:
رَسُوْلُ اللهِ (=Rasul Allah) --> رَسُوْلُ [Mudhaf], اللهِ [Mudhaf Ilaih]
أَهْلُ الْكِتَابِ (=ahlul kitab) --> أَهْلُ [Mudhaf], الْكِتَابِ [Mudhaf Ilaih]
Mudhaf
Ilaih selalu sebagai Isim Majrur, sedangkan Mudhaf (Isim di depannya) bisa
dalam bentuk Marfu', Manshub maupun Majrur, tergantung kedudukannya dalam
kalimat. Perhatikan contoh-contoh kalimat di bawah ini:
Dalam
contoh-contoh di atas, Isim رَسُوْل merupakan Mudhaf dan bentuknya bisa Marfu' (contoh
pertama), Manshub (contoh kedua) maupun Majrur (contoh ketiga). Adapun kata الله
sebagai
Mudhaf Ilaih selalu dalam bentuk Majrur.
Hafalkanlah
istilah-istilah tata bahasa Arab yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum
melangkah ke pelajaran selanjutnya.
|
إِنَّ وَ كَانَ وَ أَخَوَاتُهُمَا
"INNA"
DAN "KANA" SERTA "KAWAN-KAWANNYA"
Kata
إِنَّ (=sesungguhnya)
dan كَانَ (=adalah) serta kawan-kawannya sedikit mengubah kaidah I'rab
yang telah kita pelajari sebelumnya sebagai berikut:
1)
Bila Harf إِنَّ (=sesungguhnya) atau kawan-kawannya memasuki sebuah Jumlah
Ismiyyah ataupun Jumlah Fi'liyyah maka Mubtada' atau Fa'il yang asalnya Isim
Marfu' akan menjadi Isim Manshub. Perhatikan contoh di bawah ini:
Jumlah
tanpa Inna
|
Jumlah
dengan Inna
|
اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ
|
إِنَّ الْبَيْتَ كَبِيْرٌ
|
(=rumah
itu besar)
|
(=sesungguhnya
rumah itu besar)
|
اَلْبَيْتُ الْكَبِيْرُ غَالٌ
|
لَكِنَّ اَلْبَيْتَ
الْكَبِيْرَ غَالٌ
|
(=rumah
besar itu mahal)
|
(=akan
tetapi rumah besar itu mahal)
|
نَصَرَ اللهُ الْمُؤْمِنَ
|
لَعَلَّ اللهَ يَنْصُرُ الْمُؤْمِنَ
|
(=Allah
menolong mukmin)
|
(=semoga
Allah menolong mukmin)
|
Yang
termasuk kawan-kawan إِنَّ antara lain:
أَنَّ (=bahwasanya), كَأَنَّ (=seolah-olah), لَكِنَّ (=akan tetapi), لَعَلَّ (=agar supaya), لَيْتَ (=andaisaja), لاَ (=tidak, tidak ada).
أَنَّ (=bahwasanya), كَأَنَّ (=seolah-olah), لَكِنَّ (=akan tetapi), لَعَلَّ (=agar supaya), لَيْتَ (=andaisaja), لاَ (=tidak, tidak ada).
2)
Bila Fi'il كَانَ (=adalah) atau kawan-kawannya memasuki sebuah Jumlah Ismiyyah
maka Khabar yang asalnya Isim Marfu' akan menjadi Isim Manshub.
Jumlah
tanpa Kana
|
Jumlah
dengan Kana
|
اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ
|
كَانَ الْبَيْتُ
كَبِيْرًا
|
(=rumah
itu besar)
|
(=adalah
rumah itu besar)
|
اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ
جَمِيْلٌ
|
ظَلَّ الْبَيْتُ
كَبِيْرًا جَمِيْلاً
|
(=rumah
itu besar lagi cantik)
|
(=jadilah
rumah itu besar lagi cantik)
|
مُحَمَّدٌ سَعِيْدٌ
|
مَا زَالَ مُحَمَّدٌ
سَعِيْدًا
|
(=Muhammad
bahagia)
|
(=Muhammad
senantiasa bahagia)
|
Adapun
yang termasuk kawan-kawan كَانَ (=adalah) antara lain:
أَصْبَحَ / أَضْحَى / ظَلَّ / أَمْسَى / بَاتَ / صَارَ (=menjadi),
مَا زَالَ (=senantiasa), مَا دَامَ (=selama), مَا (=tidak), لَيْسَ (=tidak).
أَصْبَحَ / أَضْحَى / ظَلَّ / أَمْسَى / بَاتَ / صَارَ (=menjadi),
مَا زَالَ (=senantiasa), مَا دَامَ (=selama), مَا (=tidak), لَيْسَ (=tidak).
Pahamilah
baik-baik semua kaidah-kaidah yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum
melangkah ke pelajaran selanjutnya.
عَلاَمَات الْفَرْعِيَّة
ALAMAT
FAR'IYYAH (TANDA-TANDA CABANG)
Dalam
pelajaran-pelajaran yang lalu kita sudah melihat Alamat Ashliyyah atau
tanda-tanda asli (pokok) dari I'rab yaitu baris Dhammah untuk I'rab Rafa',
baris Fathah untuk I'rab Nashab, dan baris Kasrah untuk I'rab Jarr.
Diantara
bentuk-bentuk Isim, ada yang menggunakan tanda-tanda yang berbeda dari Alamat
Ashliyyah untuk menunjukkan I'rab Rafa', Nashab atau Jarr tersebut, karena
bentuknya yang khas, mereka menggunakan Alamat Far'iyyah yaitu:
1)
Isim Mutsanna (Kata Benda Dual).
a.
I'rab Rafa' ditandai dengan huruf Alif-Nun ( ان )
b.
I'rab Nashab dan I'rab Jarr ditandai dengan huruf Ya-Nun ( ين )
2)
Isim Jamak Mudzakkar Salim (Kata Benda Jamak Laki-laki Beraturan).
a.
I'rab Rafa' ditandai dengan huruf Wau-Nun ( ون )
b.
I'rab Nashab dan I'rab Jarr ditandai dengan huruf Ya-Nun ( ين )
3)
Al-Asma' al-Khamsah ( اَلأَسْمَاء الْخَمْسَة ) atau "isim-isim yang lima" yakni: أَبٌ
(=ayah), أَخٌ
(=saudara), حَمٌ
(=ipar), ذُوْ
(=pemilik) dan فَمٌ
(=mulut).
Isim-isim ini memiliki perubahan bentuk yang khas sebagai berikut:
a.
I'rab Rafa' ditandai dengan huruf Wau ( و ) di akhirnya
b.
I'rab Nashab ditandai dengan huruf Alif ( ا) di akhirnya
c.
I'rab Jarr ditandai dengan huruf Ya ( ي ) di akhirnya
Hafalkanlah
kelompok-kelompok Isim yang mempunyai tanda-tanda I'rab yang khas ini,
sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
اِسْم غَيْرُ مُنَوَّن
ISIM
GHAIRU MUNAWWAN (Isim yang Tidak Menerima Tanwin)
Dalam
kaitannya tentang Alamat I'rab Far'iyyah (tanda-tanda I'rab cabang), kita
harus mempelajari golongan Isim yang huruf akhirnya tidak menerima baris tanwin
maupun kasrah (hanya menerima baris dhammah dan fathah).
Isim-isim
ini dinamakan ISIM GHAIRU MUNAWWAN yang terdiri dari:
Seperti
dinyatakan di awal tadi, Isim-isim di atas huruf akhirnya tidak menerima
baris tanwin dan kasrah. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan I'rab, Isim
Ghairu Munawwan mempunyai alamat atau tanda-tanda I'rab sebagai berikut:
a.
I'rab Rafa' dan I'rab Nashab tetap menggunakan Alamat Ashliyyah yakni baris
Dhammah untuk I'rab Rafa' dan baris Fathah untuk I'rab Nashab.
b.
I'rab Jarr tidak menggunakan baris Kasrah melainkan baris Fathah.
Sebagai
perkecualian, bila Isim-isim tersebut menggunakan awalan Alif-Lam Ma'rifah,
maka ia menerima baris kasrah bila terkena I'rab Jarr. Perhatikan:
Namun
masih ada lagi kelompok Isim Ghairu Munawwan yang huruf akhirnya selalu
tetap, tidak mengalami perubahan baris apapun. Yaitu:
12) Isim-isim yang huruf akhirnya Alif Maqshurah ( أَلِف مَقْصُوْرَة ) atau Alif Bengkok ( ى tanpa titik dua). Misalnya: مُوْسَى (=Musa), عِيْسَى (=Isa), هُدَى (=petunjuk), طُوَى (=Thuwa: nama bukit), dan sebagainya.
Isim-isim
ini huruf akhirnya tidak pernah berubah, dalam keadaan I'rab apapun.
Hafalkanlah
istilah-istilah tata bahasa Arab yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum
melangkah ke pelajaran selanjutnya.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
إِعْرَب فِعْل الْمُضَارِع
I'RAB
FI'IL MUDHARI'
Fi'il
Mudhari' juga mengalami I'rab atau perubahan baris/bentuk di akhir kata bila
didahului oleh harf-harf tertentu. Fi'il Mudhari mengenal tiga macam I'rab:
1)
I'RAB RAFA' ialah bentuk asal dari Fi'il Mudhari' dengan alamat (tanda):
a.
Baris Dhammah: أَفْعَلُ / نَفْعَلُ / تَفْعَلُ / يَفْعَلُ
b. Huruf Nun: تَفْعَلِيْنَ / تَفْعَلاَنِ / تَفْعَلُوْنَ / يَفْعَلاَنِ / يَفْعَلُوْنَ
2)
I'RAB NASHAB bila dimasuki Harf Nashab. Alamatnya adalah:
a.
Baris Fathah: أَفْعَلَ / نَفْعَلَ / تَفْعَلَ / يَفْعَلَ
b. Hilangnya huruf Nun: تَفْعَلِيْ / تَفْعَلاَ / تَفْعَلُوْا / يَفْعَلاَ / يَفْعَلُوْا
Adapun
yang termasuk Harf Nashab ialah: أَنْ (=bahwa), لَنْ (=tidak akan), إِذَنْ (=kalau begitu), كَيْ (=supaya), حَتَّى (=hingga), لـِ (=untuk).
Perhatikan
contoh-contohnya dalam kalimat:
3)
I'RAB JAZM ( جَزْم ) bila dimasuki Harf Jazm. Alamatnya ada tiga:
a.
Baris Sukun: أَفْعَلْ / نَفْعَلْ / تَفْعَلْ / يَفْعَلْ
b. Hilangnya huruf Nun: تَفْعَلِيْ / تَفْعَلاَ / تَفْعَلُوْا / يَفْعَلاَ / يَفْعَلُوْا c. Hilangnya huruf 'Illat ( عِلَّة ) atau "huruf penyakit" yaitu ا / و / ى
Adapun
yang termasuk Harf Jazm terbagi dalam dua kelompok:
1.
Harf Jazm yang men-jazm-kan satu fi'il saja yaitu: لَمْ (=tidak), لَمَّا (=belum), لِـ/لْـ untuk perintah (=hendaklah), لاَ untuk larangan (=jangan).
Perhatikan
contoh-contohnya dalam kalimat:
2.
Harf Jazm yang men-jazm-kan dua fi'il yaitu: إِنْ (=jika), مَنْ (=siapa), مَا (=apa), مَهْمَا (=jangan), مَتَى (=kapan), أَيَّانَ (=kapan), أَيْنَ (=dimana), أَيْنَمَا (=dimana saja), أَنَّى (=darimana), حَيْثُمَا (=darimana saja), كَيْفَمَا (=bagaimana saja), أَيُّ (=yang mana).
Bila
anda telah mengerti dan menghafalkan semua pelajaran yang telah diberikan,
anda sudah cukup memiliki bekal untuk mengembangkan keterampilan bahasa Arab
anda dengan bantuan Kamus Bahasa Arab. Selamat belajar dan berlatih!
|
Izin Copas ustadz semoga banyak manfaatnya
BalasHapus